Ketua PIN Ny. Christine Frederik Kalalembang tengah bersama suami yang juga Ketua Umum IkaT Nusantara berfoto bersama ibu-ibu PIN di acara Tammu Mali’ IkaT Jabodetabek
JAKARTA — Di tengah gemuruh sorak dan derai tawa peserta Sitammu Mali’ 2025 yang digelar di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (25/10/2025), kehadiran Perempuan Ikat Nusantara (PIN) menambah rona keindahan tersendiri. Dengan busana khas dan senyum yang hangat, para ibu dari berbagai kerukunan Toraja itu menari dan bernyanyi dalam semangat kebersamaan yang tulus.

Dipimpin oleh Christine Frederik Kalalembang selaku Ketua dan Tina Bobby Sangka sebagai Wakil Ketua, PIN hadir bukan sekadar pelengkap acara, tetapi sebagai peneguh makna Sangtorayaan, yakni Saling Mengasihi, Saling Menguatkan, dan Saling Menopang. Mereka menjadi simbol perempuan Toraja di rantau yang tetap berakar pada nilai budaya dan gotong royong.

“PIN adalah persatuan ibu-ibu dari berbagai kerukunan. Kami tidak terikat pada organisasi mana pun, tetapi berada di bawah pembinaan Ketua Umum Ikat Nusantara, Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang. Siapa pun boleh bergabung, dari mana pun asalnya, asalkan memiliki semangat yang sama, membantu suami dalam tugas kemasyarakatan dan menjaga nilai Sangtorayaan,” tutur Christine dengan senyum yang menenangkan.

Selain tampil dalam acara budaya, PIN juga dikenal dengan kegiatan rutin yang sederhana namun penuh makna. Setiap bulan, mengadakan arisan dan pertemuan bulanan, yang sekaligus menjadi ajang merayakan ulang tahun anggota secara bersama. Kegiatan ini menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota, memperkuat kebersamaan, dan berbagi sukacita tanpa sekat.

“Kami percaya, di balik keberhasilan seorang suami, ada istri yang setia mendampingi. Melalui kegiatan kecil seperti ini, kami belajar bahwa kekuatan perempuan bukan hanya di rumah tangga, tetapi juga dalam menjaga persaudaraan dan nilai-nilai kemanusiaan,” tambahnya lembut.


Menariknya, seluruh kegiatan PIN berjalan dari urunan dan inisiatif anggota sendiri, sebagai cermin solidaritas yang tak dibuat-buat. Dari kebersamaan itulah tumbuh semangat saling menopang yang menjadi napas PIN di setiap langkahnya.

Kehadiran PIN di Sitammu Mali’ 2025 bukan hanya memperindah acara, tetapi juga menegaskan bahwa perempuan Toraja di rantau memiliki peran besar dalam menjaga harmoni dan martabat budaya. Mereka adalah penopang yang tenang, cahaya di balik keberhasilan, dan bukti bahwa Sangtorayaan hidup bukan karena kemegahan, melainkan karena kasih yang tulus. []


